Siapa yang sudah pernah berkunjung ke Kabupaten Pasuruan di Provinsi Jawa Timur? Kabupaten ini ternyata telah lama dikenal dengan sebagai daerah tujuan wisatanya yang menakjubkan, selain sebagai daerah industri dan pertanian. Secara geografis Pasuruan terbagi menjadi 3 bagian wilayah guys, yaitu pantai, dataran rendah dan dataran tingginya yaitu pegunungan dan perbukitan. Nah, kali ini Findmevenue berkesempatan mengulas salah satu kedai kopi yang terletak di dataran tinggi di Pasuruan ini. Nama kedainya adalah Tana Layu. Dalam bahasa Sansakerta; tan-layu artinya adalah tan = tidak, layu = layu, menjadi takkan layu atau tetap abadi . Wah keren juga ya, seperti bunga Edelweiss atau bunga abadi yang banyak tumbuh di lereng pegunungan Tosari.
Pemilik dari kedai kopi ini adalah 3 anak muda kreatif berjiwa pengusaha yang memiliki keinginan yang sama yaitu membuka kedai kopi. Mereka adalah Mas Byan, Mbak Tiara dan Mas Pithenk. Kali ini salah satu dari mereka yaitu Mas Byan yang akan menceritakan latar belakang dari keunikan kedai ini guys.
Tana Layu mulai beroperasi Januari 2020. Setelah mereka melihat bahwa di area tersebut belum ada sama sekali kedai kopi dengan venue asik untuk bersantai dan kongkow bareng teman dan keluarga. Mereka juga tak mau menyia-nyiakan pemandangan yang indah di sekitar lokasi kedai yaitu perbukitan yang menakjubkan. Selain itu tujuan mereka membuka kedai ini juga adalah untuk mendongkrak sektor pariwisata Tengger Bromo, sekaligus bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Wah, ini benar-benar misi yang mulia ya.
Lokasi kedai ini tepatnya ada di Desa Ngadiwono Kecamatan Tosari. Kecamatan yang terletak di daerah pegunungan dan perbukitan, berada di ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 5 – 10 derajat Celcius, ujar Mas Byan. Wahh, sudah terbayang merasakan udara dengan suhu serendah ini nih. Tiap weekend Tana Layu membuatkan api unggun besar di tengah halaman kedai, untuk memberikan efek kehangatan dan kasih sayang buat kalian para pengunjung…eeeaaa. Live music juga kerap ditampilkan tiap weekend, dengan mengundang pemusik asli Tengger Bromo yang akan menghibur para pengunjung.
Walaupun masih dalam tahap perbaikan di segala segi, namun tak menyurutkan trio pengusaha ini ; Mas Byan, Mbak Tiara dan Mas Pithenk untuk tetap memberikan yang terbaik untuk para tamu. Seduhan kopi panas arabica asli Tengger Bromo dan makanan lokal seperti jemblem dan sega ndesa paling laku dipesan pengunjung, memberi cita rasa otentik Tengger yang terkenal itu. Nah buat kalian yang ke sini harus cobain kuliner lokal ini ya.
Saat ini mereka mengaku betul-betul tertantang untuk mendatangkan tamu ke kedainya di tengah kondisi dan situasi yang belum kembali pulih. Mereka pun tak tinggal diam, dan terus berupaya dalam berpromosi lewat komunitas-komunitas yang mereka ikuti, dan mulai mengaktifkan akun media sosial.
Kampung Kelir Tosari , photo by FaktualNews.coÂ
Tana Layu ternyata juga menyediakan kamar homestay juga lho. Wah mantap sekali guys, pagi-pagi sudah disuguhi pemandangan lereng gunung dan bukit yang menakjubkan, dengan suguhan kopi beserta sarapan ala Tana Layu.
Harapan mereka dan tentu saja kita semua, agar situasi bisa segera membaik sehingga perekonomian masyarakat pun bisa segera pulih, terutama bagi para pengusaha lokal masyarakat Tengger. Seperti diketahui bahwa masyarakat di sana sangat bergantung pada sektor pariwisata, yang mana justru sektor inilah yang terparah terkena dampak pandemi.
Semoga situasi segera pulih ya, supaya kalian yang tinggal di luar Jawa Timur bisa jalan-jalan ke Pasuruan dan mampir ke Tana Layu. Tak begitu jauh dari Taman Nasional Gunung Bromo lho guys. Atau buat kalian yang tinggal di Jawa Timur, segera merapat yuk. Sekalian pesan jemblem dan sega ndesa-nya. Tentu saja sambil mengelilingi api unggun dan menikmati sunset yang luar biasa indah, wah pasti tak sabar ingin segera melancong…
Jangan lupa guys, kalau sampai di sana, kalian ambil foto-foto cantik dan upload di medsos kalian masing-masing ya. Jangan lupa juga tag @tanalayu ..